pay per click September 2013 ~ @sweetittil | Download Dan Share Video Bokep Terkini | DOWNLOAD | BOKEP | TERBARU
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Senin, 30 September 2013

Cerita Dewasa | Mahasiswi Gila ngentot

Aku dan temanku Romli adalah mahasiswa di sebuah kampus swasta di Jakarta.kebanyakan mahasiswa di kampus kami adalah perempuan,karena kampus kami mengkhususkan di jurusan ilmu komunikasi.sudah menjadi pemandangan sehari-hari kami melihat gadis-gadis belia berpakaian sexy lalu lalang di kampus.Romli sendiri suka ‘kegatelan’ ngedeketin cewe2 sexy di kantin,lengkap dengan rayuan gombalnya.sedangkan aku suka membayangkan melakukan hal2 ‘panas’ dgn gadis2 tsb.


kebetulan di kelas kami hanya kami berdua mahasiswa yg pria,sedangkan sisanya adalah wanita.ada 3 wanita yang cukup cantik dan sexy di kelas kami,sebut saja Putri,Indah,dan Agnes(masing2 berumur19-20 thn).Aku dan Romli cukup akrab dgn mereka bertiga,karena mereka agak berbeda dgn gadis2 yg biasa kami temui.mereka memberi tanggapan positif jika Romli bicara dan bercanda ttg hal2 nyerempet sex di depan mereka.kadang mereka hanya tertawa,atau kadang mereka senyum2 saja.
suatu ketika entah ada angin apa,Romli memiliki sebuah ide gila yaitu membuat film panas dengan 3 gadis tersebut di sebuah vila pada malam tahun baru.kontan aku kaget mendengarnya.mulanya aku pikir ia hanya bercanda,tp sepertinya dia serius.ini terbukti saat aku melihat Romli membujuk Putri,Indah,dan Agnes menginap di vilanya di puncak untuk merayakan tahun baru bersama.mulanya Romli gagal,tetapi dgn akal bulus dan rayuan2 gombalnya,akhirnya ketiga gadis itu mengiyakan.tidak lupa Romli mengajak aku.Belakangan penisku suka tegang melulu klo ketemu Putri,sudah begitu lamanya aku dan Putri sering saling tatap
mata tanpa sepatah katapun,jadi tentu saja tak kulewatkan kesempatan ini.gelora cintaku yang tak tertahankan pada Putri membuatku meminta pada Romli agar pada malam tahun baru nanti Putri eksklusif untukku saja,dan supaya adil akupun berjanji tidak akan coba2 menjamah Indah dan Agnes pada malam itu.
akhirnya hari yg dinanti-nantikan pun tiba.Aku dan Romli membawa handycam masing2.lalu kami pergi naik mobil menjemput Putri,Indah,dan Agnes.Putri seperti heran melihat kami bawa handycam.”Itu handycam mau dipake buat apa?”,tanya Putri.”Kami hanya ingin mengabadikan pesta tahun baru kita nanti,tp Romli ngotot mau bawa handycam sendiri.”,ujarku pada Putri.Aku sempet deg2an waktu ditanyain begitu sama

Putri,tp untung saja ia percaya.kamipun pergi berlima ke sebuah vila di puncak.setelah tiba di sana,kami berlagak alim seperti biasanya agar gadis2 tsb tidak curiga.sengaja kami biarkan mereka tidur nyenyak malam
itu,sementara kami menyusun siasat sebelum tidur.
malam tahun baru pun tiba pd esok harinya.kamipun siap menggelar pesta setelah seharian jalan2 keluar dari vila.sambil menunggu tahun datang kami makan2,pertanda dimulainya operasi.aku dan Romli menyuguhi minuman (yg sebelumnya telah diberi obat perangsang) pada Putri,Indah,dan Agnes.merekapun minum tanpa curiga,malah mereka sempat minum bir segala.aku dan Romli
pun was-was menunggu efek obat bekerja.
sekitar 10 menit kemudian,efek obatpun mulai bekerja.ketiga gadis itu terlihat mulai berkeringat dan gelisah,bahkan mereka malah jd bersikap manja.akupun segera melancarkan aksi.kubawa Putri ke sebuah kamar di lantai atas.sejenak kupandangi kecantikan gadis itu,sikap manja gadis itu membuat nafsu birahiku meluap-luap.dgn segera aku meletakkan handycamku pd posisi yg pas dan tersembunyi.tanpa babibu lagi,kucium bibir Putri yang merah merona itu,sambil
tanganku menjamah-jamah bagian2 tubuhnya.Putri sempat berontak,tetapi krn aku terus memaksa iapun hanya bisa pasrah saja.”Kamu ini apa-apaan sih??”,tukas Putri padaku.”Maafkan aku sayang,tapi ini adalah bukti cintaku padamu.”,ujarku.Kupepetkan tubuh Putri ke dinding,lalu kulumat kembali bibirnya dengan agresif.

Aku mulai menciumi tubuh Putri,hmm wangi tubuhnya akan membuat pria manapun ingin menyetubuhinya.kuselipkan tanganku ke dalam kaos dan celana jeans Putri,seraya aku mulai menjamah payudara dan memeknya.Memek tsb sudah hangat dan basah krn pengaruh obat perangsang tadi,lalu kumasukkan jari telunjukku secara perlahan pd lubang vaginanya.”Ah..ah..ah”,itulah desahan Putri
saat aku menjamah memek dan payudaranya.Kemudian dengan perlahan aku mulai memeloroti pakaian Putri,mulai dari celana jeansnya,kaos,bh,dan celana dalam.Putri pun sudah telanjang bulat,terlihat payudaranya yang tidak terlalu besar tp cukup sexy untuk gadis sepertinya.

Kuletakkan dia di tempat tidur,lalu aku membuka celana dan mulai menggesekkan penisku pada memek Putri.Putri mulai mengerang-ngerang karena kegelian.Kupandangi memek Putri yg basah tsb dari dekat,lalu kujilat dengan lidahku.”Ah..ah…enak,terus2?,u jar Putri.”Kalo dedeku udah masuk memekmu dijamin jauh lebih enak deh.”,kataku pada Putri.Putri hanya tersenyum manis mendengar perkataanku.

Tanpa menunggu lagi aku mulai mencoba menancapkan penisku pada memek Putri.sebagaimana gadis perawan,memek Putri masih sangat sempit sehingga aku sempat kesulitan.pelumas yg ada sudah mulai mengering,sehingga aku terpaksa melakukan foreplay kombinasi(ngelumat bibir Putri sambil tangan kiri ngejamah puting dadanya dan telunjuk tangan kanan berulang kali masuk lubang vaginanya).saat memeknya mulai basah,kembali kutancapkan penisku.masih sulit masuk juga,tp setelah sedikit memaksa akhirnya bisa juga,walaupun akibatnya memek Putri jadi lecet & membuat Putri sempat menangis kesakitan.”Pelan2 donk mas,sakit nih.”,tukas Putri sambil ngeringis kesakitan.”Maaf sayang,tadi aku telalu semangat.Bentaran juga ilang kok sakitnya & brubah jadi nikmat,he he he.Siap ya??”,jawabku.

Aku mulai menggenjot penisku secara cepat,membuat Putri mengerang-ngerang sakit dan nikmat sekaligus dengan hebatnya. Putri pun mulai berteriak kencang krn aksiku,melihat itu aku bereaksi dengan mencium bibirnya dan kamipun saling melumat bibir.lumayan untuk menghentikan teriakannya.genjotan penisku semakin cepat dan Putri mulai mendesah-desah dlm kenikmatan.”Terus,terus mas,jgn berenti,enak bgt nih,ahhh…..”,ujar Putri.tangan Putri mulai menjambak rambutku,membuatku makin bersemangat.akhirnya aku mencapai puncak dan tanpa terasa spermaku sudah menyembur ke dalam memek Putri,hangat2 rasanya
menurut Putri.Kami berdua saling berpelukan di ranjang dengan mesra,sambil kubisikkan rayuan2 gombal pd Putri.”klo aku hamil nanti mas harus tanggung jawab yah??”,tukas Putri.”jangankan tanggung jawab,klo jd suami kamu sih aku juga mau kok.”,ujarku pada Putri.

Putri hanya tersenyum manis mendengar perkataanku.krn penasaran dgn apa yg dilakukan Romli skrng,aku pun bangun meninggalkan Putri di kamar utk mengintip Romli.Aku melihat Agnes sudah berbaring lemas diranjang,sementara Indah sedang menghisap penis Romli dgn mulutnya.Lalu Romli menyodok memek Indah dgn penisnya,membuat Indah mengerang dgn hebatnya.”Hebat juga Romli,udah ngegarap si Agnes masih kuat aja ngegarap si Indah.”,ujarku dalam hati.melihat itu live show tsb membuatku kembali bergairah,lalu dgn segera aku kembali pada Putri.”Dimana Indah ama Agnes,mas??”,tanya Putri padaku.”Oo mereka lagi ngelayanin Romli tuh.”,tukasku.
spontan Putri terlihat takut,berpikir bahwa Romli akan menggarapnya nanti.”Tenang aja sayang,malam ini kamu hanya milikku seorang.Ga akan

kubiarkan Romli menyentuhmu.”,kataku pada Putri.Kusuruh Putri bangun dr ranjang dan berdiri,lalu kupeluk dia dari belakang,seraya penisku menjelajah memeknya kembali.Kugenjot penisku sehingga pantat Putri bergerak naik turun,sementara tangan kiriku menopang tubuhnya dan tangan kananku mengelus rambut panjangnya yang hitam lembut.Tak lupa aku mencium dan mencupang leher dan tubuhnya.Putri sudah berkeringat dan menggeliat seperti cacing kepanasan saja.Spermaku kembali tersembur ke dalam memeknya.Kami lakukan semua itu selama kurang lebih 1 jam,lalu kamipun terbaring di ranjang krn kelelahan.Sejenak kami saling tatap mata tanpa sepatah katapun,lalu kami pun saling tersenyum.Sebelum tidur,tdk lupa aku mematikan handycam yg dr td merekam adegan seksku dgn Putri.Tak terasa malam tahun baru berlalu dengan cepat sekali.

Esok paginya,aku bangun lebih dulu sementara Putri masih tertidur.Kubangunkan dia dgn maksud mengajaknya mandi.Kunyalakan handycam di kamar mandi,lalu kugendong Putri menuju shower.Kami pun mandi sambil berpelukan,lalu kami saling menyabuni satu sama lain dengan mesranya.Setelah kami berpakaian rapi,kami ke lantai bawah untuk ketemu dengan Romli,Indah,dan Agnes.”Ciee,ada pengantin baru nih di kampus kita.”,ledek Romli padaku.Aku hanya tersipu malu mendengarnya.Lalu aku dan Romli menjelaskan semuanya pada ketiga gadis tersebut.Mereka sempat marah dan takut jika videonya beredar ke masyarakat.Tetapi kami berhasil meyakinkan mereka agar tidak khawatir.Setelah berbenah,kamipun kembali ke Jakarta dan ke rumah masing2.

Setelah kejadian itu,aku dan Putri menjadi semakin dekat.Bahkan anak2 di kampus bilang kami berdua seperti perangko saja.Aku selalu memangku Putri saat jam istirahat.Tidak jarang kami bermesraan di kampus.Kami resmi pacaran sejak saat itu,bahkan kami berencana akan menikah tahun depan jika memungkinkan.Aku jadi sering berkunjung ke tempat kos Putri dan menginap disana,yah kalian tahu deh apa yg kami lakukan disana beduaan,he he.Namun nasib berkata lain untuk Romli,Indah,dan Agnes.Video cabul mereka tak sengaja tersebar ke masyarakat,sehingga mereka harus berhenti kuliah dan berpisah ke luar kota untuk menghindari polisi dan sorotan publik.Untung saja aku membuat video cabulku dgn handycam sendiri,sehingga sampai skrng video tersebut masih aman dari sentuhan publik.Oh Putri,bibir dan memekmu kutunggu 

Cerita Dewasa | Tubuh Perawat yang cantik

Pengalaman sex saya biasa saja. Sebelum menikah dengan suamiku Satya, aku pernah melakukan hubungan sex dengan pacar pertamaku. Karena aku seorang perawat RS, maka aku mempunyai pengalaman melihat dan memegang berbagai macam kemaluan lelaki, sebab saat aku memandikan pasien, maka mau tak mau dan suka tak suka aku membersihkannya. Dan kuakui sebenarnya aku mempunyai libido yang di atas rata rata, sebab kalau aku memandikan pasien, sering aku jadi terangsang sendiri.

Setelah menikah aku hanya berhubungan dengan Satya, namun kuakui, aku pernah melakukan beberapa kali bercumbu sampai dengan oral sex dengan 2 orang dokter yang baik dan kami saling bersimpati. Ada keinginan untuk sampai dengan hubungan sex sesungguhnya tapi sungguh aku dan kedua dokter itu hanya sampai dengan oral saja. Dengan oral kami sama-sama mencapai orgasme walaupun bukan orgasme genital, tapi cukup memberikan kepuasan bagi kami masing masing.

Keadaan berubah, saat aku bertugas di VIP dan mendapatkan seorang pasien yang sangat simpatik, walaupun sebenarnya awalnya aku kurang suka karena dia adalah seorang pria hitam asal Nigeria yang mondar mandir antara Jakarta dan Lagos. Orangnya pendiam tidak banyak bicara, mungkin karena banyak menahan sakitnya. Tubuhnya timggi besar, kulitnya hitam, tapi kelihatan terawat tubuhnya. Dia dirawat disebabkan terserang sakit radang usus yang cukup akut, sehingga selama lebih dari 2 minggu tidak diperkenankan dokter untuk turun dari bed dan dua minggu berikutnya setelah dioperasi baru dinyatakan sembuh total.

Selama 5 minggu lebih, hampir sepenuhnya aku yang merawat. Aku ditunjuk oleh dokter kepala untuk merawatnya karena dari semua perawat senior hanya aku yang mampu berkomunikasi dengan bahasa Inggris. Aku dibebaskan dari tugas-tugas lain dan berkonsentrasi sepenuhnya pada pasien VIP ini.

Pada awalnya tidak ada yang aneh, hubungan kami hanya sebatas antara perawat dan pasien. Pasien yang bernama Siof ini hanya bisa berkomunikasi dengan bahasa Inggris dengan dialek Afrika. Pada awalnya agak sulit juga aku menangkap maksudnya.

Singkat cerita aku merawatnya dengan tulus sebagai perawat. Selama minggu pertama tugasku tidak begitu banyak, hanya mencek selang infus, mengamati suhu tubuhnya, denyut dan tekanan jantungnya serta menyibin dengan pispot untuk buang air. Pada minggu kedua selang mulai dilepas, tugasku bertambah menyuapinya bubur sumsum cair dan membersihkan tubuhnya dengan memandikannya. Dia mulai agak banyak berbicara, bercerita tentang negerinya, bisnisnya dan keluarganya. Ternyata dia mempunyai seorang anak dan seorang istri. Dia pun menanyakan tentang aku. Tingkah lakunya benar benar kalem dan sopan, tidak seperti yang aku bayangkan sebelumnya bahwa orang Negro bertemperamen keras atau urakan.

Kejadian diawali ketika aku jaga malam saat Siof sudah dalam masa penyembuhan setelah operasi pemotongan usus. Aku diminta datang lebih awal seperti biasa untuk memandikan si Negro itu. Tidak seperti biasanya, kali ini penisnya sedikit ereksi saat aku bersihkan. Sebenarnya sudah terlalu sering aku melihat berbagai penis, tapi yang hitam legam baru kali ini. Apalagi ukurannya, saat tidak ereksi saja besarnya sudah melebihi punya Satya, malah sedikit lebih panjang. Saat aku perhatikan wajah Siof, dia tenang saja, tapi matanya terpejam seperti menikmati saat penisnya aku bersihkan.

“Thank’s a lot Rin” katanya berterima kasih setelah selesai.

Dan aku cuma tersenyum, senang karena pekerjaanku dihargai. Malamnya setelah tugasku menyuapinya makan malam dan tugas lain selesai, seperti biasa aku menemaninya kalau sedang tidak ingin menonton TV. Saat aku masuk ke kamarnya, Siof sedang membaca pocket book. Buku itu langsung diletakkan sambil tersenyum, dan seperti biasa aku duduk di sofa, tapi kali itu Siof meminta aku duduk di kursi sebelahnya. Aku pindah dan kutanyakan keadaannya seperti biasa. (Percakapan kami untuk seterusnya langsung aku terjemahkan dalam bahasa Indonesia).

“Saya merasa segar, tapi kadang-kadang masih sakit”. ujarnya sambil berusaha mendekatkan tubuhnya ke arahku, tapi aku larang untuk bergerak.

Akhirnya kami mengobrol kesana kemari dan dia bertanya, mengapa aku baik sekali terhadapnya, sebab kalau di negaranya perawat tidak sebaik aku, menurutnya. Tentu saja itu adalah tugasku sebagai perawat, karena dengan merawatnya sebaik mungkin, pasien akan lebih tenang dan diharapkan akan cepat pulih.

“Terima kasih, kamu telah membuat aku cepat sembuh” katanya tanpa ekspresi.
“Bukan aku, tapi obat dan semangatmu yang membuat kamu cepat baik” sahutku.
“Setelah aku sembuh nanti, bisa kita berteman?”.
“Apa mau kamu, orang kaya berteman dengan seorang perawat?”. Kulihat dia terkejut dengan ucapanku yang sekenanya.
“Berteman tidak ada kata kaya atau miskin, atau dibatasi dengan suku atau bangsa” katanya lirih, sambil meraih tanganku. Kubiarkan tanganku dielus tangan besar dan hitam itu. Kontras sekali kulihat dengan tanganku yang termasuk putih.
“Boleh aku cium tangan yang telah merawatku selama ini?”. Siof melirikku meminta persetujuan. Kubalas senyumannya dan mengangguk. Siof tersenyum dan mencium tanganku sambil memejamkan matanya.

Seterusnya kami teruskan mengobrol dan tanganku terus dibelainya. Jam 10.00 malam, kuanjurkan Siof tidur, dan dia mengerti. Tapi aku terkejut saat aku berdiri, ditariknya tanganku dan menarik wajahku. Aku terkejut dan jantungku serasa copot, tapi ternyata Siof tidak mengarah mencium bibirku, Siof mencium keningku sambil mengatakan terima kasih dan selamat malam. Kuucapkan selamat malam juga dan kubalas kutepuk-tepuk pipinya.

Dua hari setelah itu, ketika aku memandikan Siof pagi-pagi, saat aku masuk kamarnya ternyata Siof masih teridur. Sambil mempersiapkan peralatan mandinya, dia terbangun sambil mengucapkan selamat pagi. Dia bertanya, mengapa tadi malam tidak datang? Aku minta maaf, karena harus membuat laporan para pasien.

Seperti biasa kami mengobrol sambil aku memandikan raksasa ini. Tapi aku kembali terkejut, ternyata kali ini ******nya dapat ereksi penuh. Aku tercengang dengan ukurannya, dan saat aku bersihkan lipatan di ‘kepala’ (Siof tak disunat), terasa semakin keras, rupanya Siof menikmatinya. Kuperhatikan nafasnya semakin memburu karena terangsang, dan lirih kudengar tarikan panjang nafasnya sambil mendesah.

Setelah selesai dan aku akan keluar ruangan, diraih dan diciumnya tanganku serta sekali lagi aku ditarik dan kali ini selain keningku, pipiku juga diciumnya. Aku tersenyum dan kubalas ciuman di pipinya.

Setelah kejadian itu kami semakin dekat rasanya. Hari berikutnya sama seperti sebelumnya, tapi pada hari ketiga setelah kejadian itu, aku sengaja membawa penggaris, aku ingin mengukur panjangnya, penasaran rasanya. Penggaris aku siapkan dan aku masukkan pada buku status pasien.

Seperti biasa, pagi pagi jam 5.00 aku siap memandikan Siof. Dan kali ini dia sudah bangun dan sudah semakin sehat. Kembali saat aku bersihkan di balik kulit kepala ****** yang tidak disunat itu, terasa semakin keras, sengaja aku kocok perlahan supaya lebih maksimal. Dan saat saat dia memejamkan matanya, diam-diam aku ambil penggaris yang sudah aku siapkan. Tapi rupanya Siof memperhatikan tingkahku, dia tersenyum lebar hingga aku sedikit malu dibuatnya.

“Berapa senti Rin..?” katanya masih tersenyum.
“23 senti” jawabku malu, aku benar benar malu.

Sambil meletakkan penggaris, tangan kananku tanpa sadar terus mengocok pelan-pelan, dan diremasnya lenganku sambil berdesis-desis menikmatinya. Ada rasa kasihan juga, setelah kurangsang ternyata dia terangsang berat. Maka tanpa pikir panjang, aku teruskan membelai dan mengocok dengan busa sabun yang semakin banyak. Dan hanya dalam beberapa detik, lenganku dicengkeram kuat dan menyemburlah sperma Siof sambil berdesis tertahan panjang menahan kenikmatan.

Banyak dan sangat kental sperma yang keluar. Melihat pemandangan itu aku jadi horny juga rasanya, dan aku merasakan celanaku basah. Cepat-cepat aku bersihkan semua, karena aku takut ada orang masuk ke kamar ini. Sebelum aku keluar, Siof sempat mengucapkan terima kasih.

“Terima kasih Rin, kamu baik sekali” ujarnya sambil membelai-belai tanganku. Aku balas dengan anggukan dan senyuman. Diraihnya wajahku dan diciumnya pipiku dan kali ini bibirku dikecupnya, walaupun hanya ujung bibirku dan hanya sesaat.

Sempat dua kali lagi aku mengeluarkan pejunya sebelum akhirnya dia sudah dapat mandi sendiri. Namun kejadian berikutnya adalah dua hari sebelum Siof keluar rumah sakit.

Pada malam itu seperti biasa dan saat itu tidak banyak laporan yang kubuat saat aku jaga malam dan aku menemaninya sebelum tidur. Saat aku masuk kamarnya dia membaca buku di sofa panjang. Kami mengobrol banyak, tentang waktu dia kuliah di Inggris, tentang anaknya dan akhirnya obrolan sampai di momen saat aku mengeluarkan spermanya. Aku katakan bahwa aku kasihan dengannya saat terangsang berat saat itu dan sekali lagi dia mengucapkan terima kasih.

Setelah waktunya tidur, aku bimbing dia untuk ke tempat tidur. Namun dia tidak langsung ke tempat tidur, tapi malah hanya pindah duduk di sofa tunggal. Aku berdiri dihadapannya. Siof menengadah memandangku sayu. Dengan nada bergetar, dia memintaku untuk mencium, sambil menunjuk kemaluanku. Aku bingung untuk menolaknya, takut tersinggung, kalap dan marah. Belum aku menjawabnya, tangannya sudah menyusup ke dalam bajuku mengusap paha luarku. Dan makin ke atas akhirnya menurunkan CDku. Tersentak aku, tapi aku tanpa berpikir panjang malah membuka kancing baju seragamku bagian bawah, aku pikir dia hanya akan mencium sesaat saja.

Terlepaslah CDku dan disibakkannya bajuku. Aku terdiam mematung. Tapi aku pasrah saja dan saat bibir kemaluanku tersentuh, semakin bergetar tubuhku. Akhirnya aku malah merapatkan kemaluanku ke bibir Siof dan kuangkat satu kakiku di sandaran tangan sofa. Dan tanpa sadar aku mulai menggoyangkan pinggulku, supaya Siof lebih leluasa menciumi nonokku dan akhirnya aku pun malah dapat menikmati.

Semakin kuat kurasakan lidahnya menari dan menjelajahi seluruh lekuk nonokku. Aku merasakan cairan epirtelku semakin deras seiring dengan rangsangan yang semakin kuat, semakin nikmat lidah yang sesekali menyelinap ke dalam. Kuelus elus kepala Siof dan akhirnya tubuhku mengejang dan kurapatkan kepala Siof. Dan rupanya Siof tanggap bahwa aku akan mencapai puncak. Orgasm. Maka dihisapnya klit-ku kuat-kuat serta ujung lidahnya cepat sekali menggelitik itilku. Nikmat sekali rasanya.

“Uuhh.” lenguhanku tertahan. Kurapatkan kakiku dengan tubuh mengejang.

Setelah Siof selesai mencumbu nonokku, aku lemas dan kurebahkan tubuhku sesaat di bed pasien. Aku minta supaya ******nya jangan dimasukkan, Siof memaklumi dan seluruh sisa cairan lendir birahi yang masih ada di sekitar nonokku dibersihkan dengan lidahnya. Oh enak sekali. Namun aku buru buru mengancingkan baju dan CD-ku kukantongi lalu aku segera meninggalkan ruangan inap Siof dengan lari-lari kecil.Esoknya aku sulit melupakan peristiwa tersebut, tapi nikmat juga untuk dikenang. Paginya seperti biasa aku kontrol. Dan dia sudah kelihatan segar, walaupun tubuhnya masih agak lemah. Terus terang aku ada keinginan dalam hatiku untuk menikmati barang besar dan panjang tersebut. Tapi tidak tahu bagaimana mesti memulainya, malu juga untuk memulai.

Cerita Dewasa | Ngentot Suster Di Kamar Mandi

Kisah ngentot suster cantik dan seksi di suatu kamar mandi rumah sakit – Cerita ini terjadi beberapa tahun yang lalu, dimana saat itu saya sedang dirawat di rumah sakit untuk beberapa hari. Saya masih duduk di kelas 2 SMA pada saat itu. Dan dalam urusan asmara, khususnya “bercinta” saya sama sekali belum memiliki pengalaman berarti. Saya tidak tahu bagaimana memulai cerita ini, karena semuanya terjadi begitu saja. Tanpa kusadari, ini adalah awal dari semua pengalaman asmaraku sampai dengan saat ini.
Sebut saja nama wanita itu Ira, karena jujur saja saya tidak tahu siapa namanya. Ira adalah seorang suster rumah sakit dimana saya dirawat. Karena terjangkit gejala pengakit hepatitis, saya harus dirawat di Rumah sakit selama beberapa hari. Selama itu juga Ira setiap saat selalu melayani dan merawatku dengan baik. Orang tuaku terlalu sibuk dengan usaha pertokoan keluarga kami, sehingga selama dirumah sakit, saya lebih banyak menghabiskan waktu seorang diri, atau kalau pas kebetulan teman-temanku datang membesukku saja.

Yang kuingat, hari itu saya sudah mulai merasa agak baikkan. Saya mulai dapat duduk dari tempat tidur dan berdiri dari tempat tidur sendiri. Padahal sebelumnya, jangankan untuk berdiri, untuk membalikkan tubuh pada saat tidurpun rasanya sangat berat dan lemah sekali. Siang itu udara terasa agak panas, dan pengap. Sekalipun ruang kamarku ber AC, dan cukup luas untuk diriku seorang diri. Namun, saya benar-benar merasa pengap dan sekujur tubuhku rasanya lengket. Yah, saya memang sudah beberapa hari tidak mandi. Maklum, dokter belum mengijinkan aku untuk mandi sampai demamku benar-benar turun.
Akhirnya saya menekan bel yang berada disamping tempat tidurku untuk memanggil suster. Tidak lama kemudian, suster Ira yang kuanggap paling cantik dan paling baik dimataku itu masuk ke kamarku.”Ada apa Dik?” tanyanya ramah sambil tersenyum, manis sekali. Tubuhnya yang sintal dan agak membungkuk sambil memeriksa suhu tubuhku membuat saya dapat melihat bentuk payudaranya yang terlihat montok dan menggiurkan.

“Eh, ini Mbak. Saya merasa tubuhku lengket semua, mungkin karena cuaca hari ini panas banget dan sudah lama saya tidak mandi. Jadi saya mau tanya, apakah saya sudah boleh mandi hari ini mbak?”, tanyaku sambil menjelaskan panjang lebar.Saya memang senang berbincang dengan suster cantik yang satu ini. Dia masih muda, paling tidak cuma lebih tua 4-5 tahun dari usiaku saat itu. Wajahnya yang khas itupun terlihat sangat cantik, seperti orang India kalau dilihat sekilas.”Oh, begitu. Tapi saya tidak berani kasih jawabannya sekarang Dik. Mbak musti tanya dulu sama Pak dokter apa adik sudah boleh dimandiin apa belum”, jelasnya ramah.

Mendengar kalimatnya untuk “memandikan”, saya merasa darahku seolah berdesir keatas otak semua. Pikiran kotorku membayangkan seandainya benar Mbak Ira mau memandikan dan menggosok-gosok sekujur tubuhku. Tanpa sadar saya terbengong sejenak, dan batang kontolku berdiri dibalik celana pasien rumah sakit yang tipis itu.

“Ihh, kamu nakal deh mikirnya. Kok pake ngaceng segala sih, pasti mikir yang ngga-ngga ya. hi hi hi”.Mbak Ira ternyata melihat reaksi yang terjadi pada penisku yang memang harus kuakui sempat mengeras sekali tadi. Saya cuma tersenyum menahan malu dan menutup bagian bawah tubuhku dengan selimut.

“Ngga kok Mbak, cuma spontanitas aja. Ngga mikir macem-macem kok”, elakku sambil melihat senyumannya yang semakin manis itu.”Hmm, kalau memang kamu mau merasa gerah karena badan terasa lengket Mbak bisa mandiin kamu, kan itu sudah kewajiban Mbak kerja disini. Tapi Mbak bener-bener ngga berani kalau Pak dokter belum mengijinkannya”, lanjut Mbak Ira lagi seolah memancing gairahku.”Ngga apa-apa kok mbak, saya tahu Mbak ngga boleh sembarangan ambil keputusa” jawabku serius, saya tidak mau terlihat “nakal” dihadapan suster cantik ini. Lagi pula saya belum pengalaman dalam soal memikat wanita.Suster Ira masih tersenyum seolah menyimpan hasrat tertentu, kemudian dia mengambil bedak Purol yang ada diatas meja disamping tempat tidurku.”Dik, Mbak bedakin aja yah biar ngga gerah dan terasa lengket”, lanjutnya sambil membuka tutup bedak itu dan melumuri telapak tangannya dengan bedak.

Saya tidak bisa menjawab, jantungku rasanya berdebar kencang. Tahu-tahu, dia sudah membuka kancing pakaianku dan menyingkap bajuku. Saya tidak menolak, karena dibedakin juga bisa membantu menghilangkan rasa gerah pikirku saat itu. Mbak Ira kemudian menyuruhku membalikkan badan, sehingga sekarang saya dalam keadaan tengkurap diatas tempat tidur.Tangannya mulai terasa melumuri punggungku dengan bedak, terasa sejuk dan halus sekali. Pikiranku tidak bisa terkontrol, sejak dirumah sakit, memang sudah lama saya tidak membayangkan hal-hal tentang seks, ataupun melakukan onani sebagaimana biasanya saya lakukan dirumah dalam keadaan sehat. Kontolku benar-benar berdiri dan mengeras tertimpa oleh tubuhku sendiri yang dalam keadaan tenglungkup. Rasanya ingin kugesek-gesekkan kontolku di permukaan ranjang, namun tidak mungkin kulakukan karena ada Mbak Ira saat ini. fantasiku melayang jauh, apalagi sesekali tangannya yang mungil itu meremas pundakku seperti sedang memijat. Terasa ada cairan bening mengalir dari ujung kontolku karena terangsang.

Beberapa saat kemudian Mbak Ira menyuruhku membalikkan badan. Saya merasa canggung bukan main, karena takut dia kembali melihat kontolku yang ereksi.

“Iya Mbak..”, jawabku sambil berusaha menenangkan diri, sayapun membalikkan tubuhku.Kini kupandangi wajahnya yang berada begitu dekat denganku, rasanya dapat kurasakan hembusan nafasnya dibalik hidung mancungnya itu. Kucoba menekan perasaan dan pikiran kotorku dengan memejamkan mata.Sekarang tangannya mulai membedaki dadaku, jantungku kutahan sekuat mungkin agar tidak berdegup terlalu kencang. Saya benar-benar terangsang sekali, apalagi saat beberapa kali telapak tangannya menyentuh putingku.”Ahh, geli dan enak banget”, pikirku.

“Wah, kok jadi keras ya? he he he”, saya kaget mendengar ucapannya ini.”Ini loh, putingnya jadi keras.. kamu terangsang ya?”Mendengar ucapannya yang begitu vulgar, saya benar-benar terangsang. Kontolku langsung berdiri kembali bahkan lebih keras dari sebelumnya. Tapi saya tidak berani berbuat apa-apa, cuma berharap dia tidak melihat kearah kontolku. Saya cuma tersenyum dan tidak bicara apa-apa. Ternyata Mbak Ira semakin berani, dia sekarang bukan lagi membedaki tubuhku, melainkan memainkan putingku dengan jari telunjuknya. Diputar-putar dan sesekali dicubitnya putingku.

“Ahh, geli Mbak. Jangan digituin”, kataku menahan malu. “Kenapa? Ternyata cowok bisa terangsang juga yah kalau putingnya dimainkan gini”, lanjutnya sambil melepas jari-jari nakalnya.Saya benar-benar kehabisan kata-kata, dilema kurasakan. Disatu sisi saya ingin terus di”kerjain” oleh Mbak Ira, satu sisi saya merasa malu dan takut ketahuan orang lain yang mungkin saja tiba-tiba masuk.”Dik Iwan sudah punya pacar?”, tanya Mbak Ira kepadaku.”Belum Mbak”, jawabku berdebar, karena membayangkan ke arah mana dia akan berbicara.”Dik Iwan, pernah main sama cewek ngga?”, tanyanya lagi.”Belum mbak” jawabku lagi. “hi.. hi.. hi.. masa ngga pernah main sama cewek sih”, lanjutnya centil.Aduh pikirku, betapa bodohnya saya bisa sampai terjebak olehnya. Memangnya “main” apaan yang saya pikirkan barusan. Pasti dia berpikir saya benar-benar “nakal” pikirku saat itu.”Pantes deh, de Iwan dari tadi Mbak perhatiin ngaceng terus, Dik Iwan mau main-main sama Mbak ya?

Wow, nafsuku langsung bergolak. Saya cuma terbengong-bengong. Belum sempat saya menjawab, Mbak Ira sudah memulai aksinya. Dicumbuinya dadaku, diendus dan ditiup-tiupnya putingku. Terasa sejuk dan geli sekali, kemudian dijilatnya putingku, dan dihisap sambil memainkan putingku didalam mulutnya dengan lidah dan gigi-gigi kecilnya.”Ahh, geli Mbak”m rintihku keenakan.

Kemudian dia menciumi leherku, telingaku, dan akhirnya mulutku. Awalnya saya cuma diam saja tidak bisa apa-apa, setelah beberapa saat saya mulai berani membalas ciumannya. Saat lidahnya memaksa masuk dan menggelitik langit-langit mulutku, terasa sangat geli dan enak, kubalas dengan memelintir lidahnya dengan lidahku. Kuhisap lidahnya dalam-dalam dan mengulum lidahnya yang basah itu. Sesekali saya mendorong lidahku kedalam mulutnya dan terhisap oleh mulutnya yang merah tipis itu. Tanganku mulai berani, mulai kuraba pinggulnya yang montok itu. Namun, saat saya mencoba menyingkap rok seragam susternya itu, dia melepaskan diri.”Jangan di sini Dik, ntar kalau ada yang tiba-tiba masuk bisa gawat”, katanya.

Tanpa menunggu jawabanku, dia langsung menuntunku turun dari tempat tidur dan berjalan masuk ke kamar mandi yang terletak disudut kamar.Di dalam kamar mandi, dikuncinya pintu kamar mandi. Kemudian dia menghidupkan kran bak mandi sehingga suara deru air agak merisik dalam ruang kecil itu. Tangannya dengan tangkas menanggalkan semua pakaian dan celanaku sampai saya telangjang bulat. Kemudian dia sendiripun melepas topi susternya, digantungnya di balik pintu, dan melepas beberapa kancing seragamnya sehingga saya sekarang dapat melihat bentuk sempurna payudaranya yang kuning langsat dibalik Bra-nya yang berwarna hitam. Kami pun melanjutkan cumbuan kami, kali ini lebih panas dan bernafsu. Saya belum pernah berciuman dengan wanita, namun Mbak Ira benar-benar pintar membimbingku. Sebentar saja sudah banyak jurus yang kepelajari darinya dalam berciuman. Kulumat bibirnya dengan bernafsu. Kontolku yang berdiri tegak kudekatkan kepahanya dan kugesek-gesekkan. Ahh enak sekali. Tanganku pun makin nekat meremas dan membuka Bra-nya. Kini dia sudah bertelanjang dada dihadapanku, kuciumi puting susunya, kuhisap dan memainkannya dengan lidah dan sesekali menggigitnya.

“Yes, enak.. ouh geli Wan, ah.. kamu pinter banget sih”, desahnya seolah geram sambil meremas rambutku dan membenamkannya ke dadanya.Kini tangannya mulai meraih kontolku, digenggamnya. Tersentak saya dibuatnya. Genggamannya begitu erat, namun terasa hangat dan nikmat. Saya pun melepas kulumanku di putingnya, kini kududuk diatas closet sambil membiarkan Mbak Ira memainkan kontolku dengan tangannya. Dia jongkok mengahadap selangkanganku, dikocoknya kontolku pelan-pelan dengan kedua tangannya.

“Ahh, enak banget Mbak.. asik.. ahh.. ahh..”, desahku menahan agar tidak menyemburkan maniku cepat-cepat.Kuremas payudaranya saat dia terus mengocok kontolku, sekarang kulihat dia mulai menyelipkan tangan kirinya diselangkannya sendiri, digosok-gosoknya tangannya ke arah memeknya sendiri. Melihat aksinya itu saya benar-benar terangsang sekali. Kujulurkan kakiku dan ikut memainkan memeknya dengan jempol kakiku. Ternyata dia tidak mengelak, dia malah melepas celana dalamnya dan berjongkok tepat diatas posisi kakiku.

Kami saling melayani, tangannya mengocok kontolku pelan sambil melumurinya dengan ludahnya sehingga makin licin dan basah, sementara saya sibuk menggelitik memeknya yang ditumbuhi bulu-bulu keriting itu dengan kakiku. Terasa basah dan sedikit becek, padahal saya cuma menggosok-gosok saja dengan jempol kaki.

“Yes.. ah.. nakal banget kamu Wan.. em, em, eh.. enak banget”, desahnya keras.Namun suara cipratan air bak begitu keras sehingga saya tidak khawatir didengar orang. Saya juga membalas desahannya dengan keras juga.”Mbak Ira, sedotin kontol saya dong.. please.. saya kepingin banget”, pintaku karena memang sudah dari tadi saya mengharapkan sedotan mulutnya di kontolku seperti adegan film BF yang biasa kutonton.”Ih.. kamu nakal yah”, jawabnya sambil tersenyum.
Tapi ternyata dia tidak menolak, dia mulai menjilati kepala kontolku yang sudah licin oleh cairan pelumas dan air ludahnya itu. Saya cuma bisa menahan nafas, sesaat gerakan jempol kakiku terhenti menahan kenikmatan yang sama sekali belum pernah kurasakan sebelumnya.Dan tiba-tiba dia memasukkan kontolku ke dalam mulutnya yang terbuka lebar, kemudian dikatupnya mulutnya sehingga kini kontolku terjepit dalam mulutnya, disedotnya sedikit batang kontolku sehingga saya merasa sekujur tubuhku serasa mengejang, kemudian ditariknya kontolku keluar.

“Ahh.. ahh..”, saya mendesah keenakkan setiap kali tarikan tangannya dan mulutnya untuk mengeluarkan kontolku dari jepitan bibirnya yang manis itu.
Kupegang kepalanya untuk menahan gerakan tarikan kepalanya agar jangan terlalu cepat. Namun, sedotan dan jilatannya sesekali disekeliling kepala kontolku didalam mulutnya benar-benar terasa geli dan nikmat sekali.Tidak sampai diulang 10 kali, tiba-tiba saya merasa getaran di sekujur batang kontolku. Kutahan kepalanya agar kontolku tetap berada dsidalam mulutnya. Seolah tahu bahwa saya akan segera “keluar”, Mbak Ira menghisap semakin kencang, disedot dan terus disedotnya kontolku. Terasa agak perih, namun sangat enak sekali.
“AHH.. AHH.. Ahh.. ahh”, teriakku mendadak tersemprot cairan mani yang sangat kental dan banyak karena sudah lama tidak dikeluarkan itu kedalam mulut Mbak Ira.

Dia terus memnghisap dan menelan maniku seolah menikmati cairan yang kutembakkan itu, matanya merem-melek seolah ikut merasakan kenikmatan yang kurasakan. Kubiarkan beberapa saat kontolku dikulum dan dijilatnya sampai bersih, sampai kontolku melemas dan lunglai, baru dilepaskannya sedotannya. Sekarang dia duduk di dinding kamar mandi, masih mengenakan pakaian seragam dengan kancing dan Bra terbuka, ia duduk dan mengangkat roknya ke atas, sehingga kini memeknya yang sudah tidak ditutupi CD itu terlihat jelas olehku. Dia mebuka lebar pahanya, dan digosok-gosoknya memeknya dengan jari-jari mungilnya itu. Saya cuma terbelalak dan terus menikmati pemandangan langka dan indah ini. Sungguh belum pernah saya melihat seorang wanita melakukan masturbasi dihadapanku secara langsung, apalagi wanita itu secantik dan semanis Mbak Ira. Sesaat kemudian kontolku sudah mulai berdiri lagi, kuremas dan kukocok sendiri kontolku sambil tetap duduk di atas toilet sambil memandang aktifitas “panas” yang dilakukan Mbak Ira. Desahannya memenuhi ruang kamar mandi, diselingi deru air bak mandi sehingga desahan itu menggema dan terdengar begitu menggoda.

Saat melihat saya mulai ngaceng lagi dan mulai mengocok kontol sendiri, Mbak Ira tampak semakin terangsang juga. Tampak tangannya mulai menyelip sedikit masuk kedalam memeknya, dan digosoknya semakin cepat dan cepat. Tangan satunya lagi memainkan puting susunya sendiri yang masih mengeras dan terlihat makin mancung itu.

“Ihh, kok ngaceng lagi sih.. belum puas ya..”, canda Mbak Ira sambil mendekati diriku.Kembali digenggamnya kontolku dengan menggunakan tangan yang tadi baru saja dipakai untuk memainkan memeknya. Cairan memeknya di tangan itu membuat kontolku yang sedari tadi sudah mulai kering dari air ludah Mbak Ira, kini kembali basah. Saya mencoba membungkukkan tubuhku untuk meraih memeknya dengan jari-jari tanganku, tapi Mbak Ira menepisnya.”Ngga usah, biar cukup Mbak aja yang puasin kamu.. hehehe”, agak kecewa saya mendengar tolakannya ini.

Mungkin dia khawatir saya memasukkan jari tanganku sehingga merusak selaput darahnya pikirku, sehingga saya cuma diam saja dan kembali menikmati permainannya atas kontolku untuk kedua kalinya dalam kurun waktu 10 menit terakhir ini.Kali ini saya bertahan cukup lama, air bak pun sampai penuh sementara kami masih asyik “bermain” di dalam sana. Dihisap, disedot, dan sesekali dikocoknya kontolku dengan cepat, benar-benar semua itu membuat tubuhku terasa letih dan basah oleh peluh keringat. Mbak Ira pun tampak letih, keringat mengalir dari keningnya, sementara mulutnya terlihat sibuk menghisap kontolku sampai pipinya terlihat kempot. Untuk beberapa saat kami berkonsentrasi dengan aktifitas ini. Mbak Ira sunggu hebat pikirku, dia mengulum kontolku, namun dia juga sambil memainkan memeknya sendiri.

Setelah beberapa saat, dia melepaskan hisapannya.Dia merintih, “Ah.. ahh.. ahh.. Mbak mau keluar Wan, Mbak mau keluar”, teriaknya sambil mempercepat gosokan tangannya.”Sini mbak, saya mau menjilatnya”, jawabku spontan, karena teringat adegan film BF dimana pernah kulihat prianya menjilat memek wanita yang sedang orgasme dengan bernafsu.Mbak Ira pun berdiri di hadapanku, dicondongkannya memeknya ke arah mulutku.”Nih.. cepet hisap Wan, hisap..”, desahnya seolah memelas.Langsung kuhisap memeknya dengan kuat, tanganku terus mengocok kontolku. Aku benar-benar menikmati pengalaman indah ini. Beberapa saat kemudian kurasakan getaran hebat dari pinggul dan memeknya. Kepalaku dibenamkannya ke memeknya sampai hidungku tergencet diantara bulu-bulu jembutnya. Kuhisap dan kusedot sambil memainkan lidahku di seputar kelentitnya.

“Ahh.. ahh..”, desah Mbak Ira disaat terakhir berbarengan dengan cairan hangat yang mengalir memenuhi hidung dan mulutku, hampir muntah saya dibuatnya saking banyaknya cairan yang keluar dan tercium bau amis itu.Kepalaku pusing sesaat, namun rangsangan benar-benar kurasakan bagaikan gejolak pil ekstasi saja, tak lama kemudian sayapun orgasme untuk kedua kalinya. Kali ini tidak sebanyak yang pertama cairan yang keluar, namun benar-benar seperti membawaku terbang ke langit ke tujuh.

Kami berdua mendesah panjang, dan saling berpelukkan. Dia duduk diatas pangkuanku, cairan memeknya membasahi kontolku yang sudah lemas. Kami sempat berciuman beberapa saat dan meninggalkan beberapa pesan untuk saling merahasiakan kejadian ini dan membuat janji dilain waktu sebelum akhirnya kami keluar dari kamar mandi. Dan semuanya masih dalam keadaan aman-aman saja.Mbak Ira, adalah wanita pertama yang mengajariku permainan seks. Sejak itu saya sempat menjalin hubungan gelap dengan Mbak Ira selama hampir 2 tahun, selama SMA saya dan dia sering berjanji bertemu, entah di motel ataupun di tempat kostnya yang sepi. Keperjakaanku tidak hanya kuberikan kepadanya, tapi sebaliknya keperawanannya pun akhirnya kurenggut setelah beberapa kali kami melakukan sekedar esek-esek.

Kini saya sudah kuliah di luar kota, sementara Mbak Ira masih kerja di Rumah sakit itu. Saya jarang menanyakan kabarnya, lagi pula hubunganku dengannya tidak lain hanya sekedar saling memuaskan kebutuhan seks. Konon, katanya dia sering merasa “horny” menjadi perawat. Begitu pula pengakuan teman-temannya sesama suster. Saya bahkan sempat beberapa kali bercinta dengan teman-teman Mbak Ira. Pengalaman masuk rumah sakit, benar-benar membawa pengalaman indah bagi hidupku, paling tidak masa mudaku benar-benar nikmat. Mbak Ira, benar-benar fantastis menurutku

Cerita Dewasa | Bercinta Dikampus

Hari itu aku masih ingat sekali. Menjelang malam hari kuarahkan mobilku kekampus. Aku ingin melihat jadwal Semester Pendek. Semester ini aku mendapatkan 2 mata kuliah E, sehingga aku harus mengulang. Hal itu karena petualangan-petualangaku yang membuatku jarang belajar. Malah terkadang tugas kuliahpun jarang kukumpul. Aldo (mantanku) yang selalu mengeksplorasi tubuhku setiap saat. Dimana saja dan kapan saja, dia selalu mengajakku ML. bisa dipastikan tiap kami bertemu selalu diakhiri diranjang. nafsunya sangat GD. Dia tidak bisa lihat situasi. Malah disaat aku mo belajar buat ujian, dia malah mengerjai tubuhku sepanjang malam. Mulanya aku kadang menolak, tapi dia mampu memancing libidoku, sehingga kurelakan tubuhku menjadi santapannya sehari-hari. Aku yang memang sudah mulai doyan Sex, bahkan tak jarang yang merengek-rengek minta disodok olehnya. Tapi itu dulu, seperti biasa aku ga bisa tahan terhadap satu cowo hingga kami putus baik-baik 1 bulan yang lalu. Apalagi aku sadar Aldo ternyata ga tulus mencintaiku, dia hanya mencintai tubuhku saja.

Aku memperkenalkan diri dulu namaku Aliah,aku dikaruniai wajah yang cantik. Bodiku sangat sexy, tinggi langsing, pahaku jenjang dan mulus, buah dadaku pun membusung indah, ukuranku 34B, dipercantik dengan rambut panjang kemerahan yang dikuncir ke belakang dan wajah oval yang putih mulus.Aku termasuk salah satu bunga kampus.

Aku segera memasuki gedung fakultasku, di sana lorong-lorong sudah mulai gelap. Ruangan-ruangan sudah mulai tutup. terkadang timbul perasaan ngeri di gedung itu. Akhirnya sampai juga aku di tingkat 4 dimana jadwal SP dipasang. Untunglah disana ada seorang cowo, namanya rama, satu fakultas tapi beda jurusan. Padahal aku sudah sangat takut sendirian digedung gelap ini.

Halo ramasapaku.

Hai juga Aliahjawabnya, sambil matanya menerawang kedadaku. Maklum malam itu aku menggunakan tanktop putih yang ketat sehingga menonjolkan payudaraku. Kami hanya diam sambil menatap papan pengumuman.

Eh, omong-omong kamu kok baru malam-malam gini, nggak takut gedungnya udah gelap gini? tanyanya memecah keheningan.

Iya takut juga sih,tapi tadi sekalian lewat aja kok, jadi mampir ke sinijawabku tanpa memperdulikan matanya yang jelayatan kearah tubuhku. Sehabis menulis jadwal SPku dia mengajakku mampir keruangan Himpunan Mahasiswa. Dia termasuk pengurus rupanya sehingga memiliki kunci. Aku yang memang ga terburu-buru memenuhi permintaannya. Apalagi aku sangat haus, aku mau minum. Setelah pintu ruangan himpunan dibuka, ditawarinya aku minum sofdrink yang ada di lemari es. Kududukkan pantatku disalahsatu kursi panjang ruangan yang berukuran 4X3m itu. Kami pun mulai mengobrol, dan obrolan kami makin melebar dan semakin akrab.

Hingga kini belum ada seorang pun yang terlihat di tempat kami sehingga mulai timbul pikiran kotorku. Rama lumayan ganteng orangnya. Aku sangat suka tatapannya menikmati tubuhku. Nafsuku perlahan-lahan mulai bangkit. Apalagi aku sudah beberapa lama tidak menikmati sex.

Sambil mengobrol, matanya mencuri-curi kedada dan pahaku. Aku merasakan bahwa vaginaku mulai basah oleh tatapannya. Dapat kuperhatikan tonjolan dibalik celananya. Dia juga mulai bernafsu. Siapa sih ga horny dalam situasi seperti ini. Sepasang laki-laki dan perempuan dalam gedung yang gelap.

wajah kami saling menatap dan tanpa sadar wajahku makin mendekati wajahnya. Ketika semakin dekat tiba-tiba wajahnya maju menyambutku sehingga bibir kami sekarang saling berpagutan. Tangannya pun mulai melingkari pinggangku yang ramping. Kubuka mulutku dan lidah kami saling beradu. Tangannya tak tinggal diam, dirabanya dadaku lalu diremas-remasnya. Aku meleguh nikmat sambil terus berciuman. Ciumannya turun ke leherku, dijilatinya leher jenjangku, sehingga membuatku kegelian. Kembali kulumat bibirnya.

Sambil berciuman tangan kami saling melucuti pakaian masing-masing. Kubuka kemeja lengan panjangnnya. Dia juga mulai melepas pakaianku. Tapi dia nampaknya kesulitan melepas tanktop miniku, maka kubantu dia untuk melepaskannya. Setelah kulepas tank top ku, braku juga kulepas kemudian sehingga tubuh putih mulusku terpampang dihadapnya. Seperti laki-laki lain yang pernah menyetubuhiku, dia juga takjub melihat bongkahan daging payudaraku yang kencang dan putingnya kemerahan.

Tanpa menunggu lama diarahkannya mulutnya ke puting dada kananku. Puting yang sudah menegang itu disapunya dengan lidahnya. Hal itu membuatku menggelinjang-gelinjang dan tanpa terasa aku mendesah.

Oh.hhh

Puas menjilati dadaku, segera dilepaskannya Celanaku berserta CDku sekalian,sehingga aku telanjang bulat diruangan itu. Matanya nanar memandang vaginaku yang ditumbuhi bulu-bulu halus. Tanpa menunggu lama diarahkannya wajahnya ke vaginaku, aku tahu maksudnya, maka kurenggangkan kedua pahaku agar lidahnya bisa menjelajah lebih luas. Sapuan lidahnya begitu mantap menyusuri celah-celah kenikmatan pada kemaluanku. Oh sunguh nikmat sekali. Aku mendesah lebih panjang saat lidahnya bertemu klitorisku yang sensitif. Mulutnya kadang mengisap dan kadang menggigit pelan sehingga menimbulkan sensasi luar biasa. Sementara tangannya terus meremas pantatku.

oh..ohoh..esahku sambil menggigit bibirku. Sunguh indah oral sex yang dilakukanya. Aku hanya memejamkan mata menikmati lidahnya menyerang setiap millimeter vaginaku. Aku ga tahu sejak kapan aku mulai suka dioral, tapi yang pasti mulanya risih dan malu, tapi lama-kelamaan menjadi suatu kenikmatan dan keharusan.

Puas menjilati vaginaku, mulutnya kembali beralih ke payudaraku. Kembali dilumatnya benda bulat didadaku. Bahkan kini putting dadaku digigitnya pelan-pelan. Aku mendesah-desah nikmat. sementara tangannya mulai menyusup ke vaginaku. Selangkanganku terasa semakin banjir saja karena jarinya mengorek-ngorek lubang vaginaku. Selain payudaraku, ketiakku yang bersih pun tak luput dari jilatannya sehingga menimbulkan sensasi geli. Tanganku merambat ke bawah mencari penisnya, benda itu kini telah mengeras seperti batu. Kuelusi sambil menikmati rangsangan-rangsangan yang diberikan padaku. Jari-jarinya berlumuran cairan bening dari vaginaku begitu dia keluarkan.

Tidak berapa lama kemudian akhirnya aku orgasme dengan permainan tangannya divaginaku. ohh.aku keluar.desahku mewarnai orgasmeku yang pertama. Dia melepaskan tubuhku.

Kemudian dia melepaskan semua pakaiannnya hingga bugil total. Penisnya yang sudah tegak terpampang dihadapku. Dia nampaknya sudah sangat bernafsu sekali melihat tubuh telanjangku terkapar di kursi panjang itu. Diangaktnya tubuhku ke matras ditengah ruang himpunan itu. Matanya sangat tajam menatap vaginaku, dan dia sudah tidak sabar lagi. Maka dengan buru-buru diarahkannya penisnya ke vaginaku. Kedua kaki ku dibukanya lebar-lebar sementara ujung penisnya didekatkan di lubang vaginaku. Dia memajukan badannya ke depan untuk mendorong penisnya memasuki vaginaku. Tubuhku bergetar saat penisnya menembuh vaginaku. sebagian penisnya telah memasuki vaginaku. Kemudian Dia memasukkan penisnya lebih dalam lagi sampai akhirnya penisnya masuk seluruhnya ke dalam vagina ku.

Auw.ohJeritku pelan. Seperti biasa aku menjerit kala benda bulat panjang memasuki vaginaku. dia mengerti akan jeritanku dan membiarkan penisnya berhenti sebentar dilorong vaginaku.

Nikmat sekali,aliahDesahnya juga sambil menatap wajahku yang kemerahan.

Vaginamu sungguh nikmat sudah lama aku ingin menyetubuhimu akhirnya kesampaian juga malam ini. Aku akan menikmatimu sepuasnyatimpalnya lagi.

Aku hanya mengangguk pelan. Bukan hal biasa jika ada cowo yang ingin menikmati tubuhku. Bahkan dosen dan penjaga kampus sekalipun pasti tergiur dengan kecantikan dan keseksian tubuhku. Aku ga sombong, tapi itulah keadaanya.

Kemudian Dia mengeluarkan dan memasukkan penisnya berulang-ulang divaginaku dia mengocok tubuh ku dengan penuh nafsu. Gesekan-gesekan didinding vaginaku menimbulkan kenikmatan yang tiada tara. Aku tak kuat untuk tidak menjerit. Kocokannya itu membuat tubuhku berguncang dengan hebatnya bahkan membuat buah dadaku bergerak vertikal dan berputar-putar.

oh..teruster..us.. kocok akuaku mulai mendesah-desah liar. Dia tambah semangat. Mendengar desahan ku dan menyaksikan buah dadaku yang berguncang-guncang itu, Dia makin nafsu saja. Sambil menyetubuhi ku, direngkuhnya buah dadaku, diremas-remas dengan gemasnya. Hal itu membuatku semakin melayang. Sunguh nikmat sodokanya diliangku.

Kemudian Dia melepaskan dirinya dari tubuh ku. Dia lalu menyuruhku untuk menunging . aku membalikkan badan dan menungging membelakanginya. Lalu Dia kembali menyetubuhiku dengan posisi doggy style. Aku kembali mendesah-desah saat dikocok seperti itu. Sodokannya semakin mantap dengan posisiku yang menungging. Pantatku dipegangnya dan ditarik dan majukan kearah penisnya. Tubuhku basah oleh keringat.

Sambil menyetubuhiku, Dia memegang-megang dan meremas-remas payudaraku dari belakang. Payudaraku semakin besar karena aku sudah sangat terangsang ditambah lagi posisiku yang menungging membuat dadaku makin ranum. Ditariknya dadaku denga lembut. Aku makin gila dibuatnya. Aku makin mendesah-desah dibuatnya. Aku ga perduli bahwa suaraku akan terdengar keluar ruangan. Tapi berhubung malam, pasti ga ada orang pikirku, sehingga kembali aku menjerit-jerit.

Ada sekitar 20 menit kami bercinta. Dan aku merasakn sebentar lagi akan orgasme. Aku ikut menggoyangkan pantatku sehingga terdengar suara badan kami beradu. Sebentara lagi aku akan orgasme maka kuminta rama makin cepat mengocokku. Akhirnya aku benar-benar mengalami klimaks.

Ohyess.jeritku panjang.Kurasakan cairan vaginaku mengalir deras membasahi penisnya yang masih aktif menusuk liang senggamaku. Rama juga makin cepat memaju-mundurkan penisnya, aku mencoba bertahan. Tak berapa lama setelah itu rama pun juga mengalami ejakulasi. Ia menumpahkan spermanya di dalam vaginaku. Aku langsung ambruk. Rama ikut ambtuk menindihku.

Nikmat sekali,Aliah. Sex terindah yang pernah kualamiUjarnya sambil mengecup leher belakangku..

makasihlirihku pelan. Mulutku ternganga menerima semprotan spermanya barusan.

Dia lalu menjatuhkan tubuhnya disebelahku. Kami mengobrol sebentar untuk memulihkan tenaga. Dia memintaku untuk bisa melukukannya lagi lain waktu. Aku bilang ga janji, karena aku ga mau dicap cewe gampanganan. Dia mendesakku lagi, katanya dia sangat tergila-gila padaku, bahkan dia memintaku untuk jadi pacarnya, tapi terang aja kutolak. Rama bukan tipeku. Ini juga aku mau ML dengannya hanya karena terbawa suasana, kalo ga ga lah yauw.

Belum pulih benar tenagaku, Tiba-tiba terdengar gagang pintu dibuka dari luar. pintu pun terbuka, dan kami terkejut bukan main melihat orang yang berdiri di depan pintu. Dia adalah Pak Dorman, penjaga gedung ini yang juga bertanggung jawab akan keamanan inventaris gedung. Aku buru-buru berusah menutupi tubuh telanjangku dengan berlindung dibalik punggung Rama. Rama juga berusaha menutupi penisnya dengan Koran yang ada disebelahnya. Pak dorman terkejut juga melihat kami. Tapi dia langsung bisa mengendalikan diri dan melihat satu peluang dihadapannya.

Ayo, lagi ngapain kalian malam-malam disini? Habis ngentot ya?katanya nyengir.

Maaf Pak, kita memang salah, tolong Pak jangan bilang sama siapa-siapa tentang hal ini, Jawab rama terbata-bata.

Iya pak, jangan dilaporin ya. Nanti kami bisa di DO. Please pak. ujarku lagi mengingat kejadian ITENAS beberapa waktu lalu. Sumpah aku sangat takut kejadian ini terbongkar. Takut reputasiku hancur total.

Hmmm baik saya pasti akan jaga rahasia ini kok, asal
Asal apa Pak? tanyaku, mulai curiga. Dia pasti minta duit pikirku.
Orang tua itu menutup pintu dan berjalan mendekati kami.

Saya mau tutup mulut, Asal saya boleh ikut merasakan kenikmatan tubuhmu, he.. he he! katanya sambil menatapku. Aku kontan terkejut bukan main. Gila..pikirku tua-tua masih doyan sex juga.

Dia lalu berjalan mendekati kami dengan senyum mengerikan.

Jangan, Pak, jangan! ujarku sambil berusaha menutupi dada dan vaginaku. Kemudian aku berkata  bagaimana kalo kami ganti dengan duit aja. itung-itung uang tutup mulut, bagaimana pak?tawarku. karena aku merasa ngeri harus melayaninya. Tapi dia menolak tawaranku, dia sudah sangat bernafsu sekali rupanya. Aku kesal melihat rama yang hanya diam saja. Ga bertanggung jawab batinku. Aku marah kepadanya

bagaimana neng, neng bisa pilih, menuruti keinginan saya atau saya laporkan ke ketua jurusan? Tanyanya mengancam. Perasan aneh mulai menjalari tubuhku disertai keringat dingin yang mengucuri dahiku karena tatapan matanya seolah-olah ingin memangsaku. Aku sungguh bingung bercampur marah tidak tahu harus bagaimana. Nampaknya tiada pilihan lain bagiku selain mengikutinya. Kalau acamannya ternyata benar dan berita ini tersebar bagaimana reputasiku, keluargaku, bisa-bisa hancur semuanya.

Gimana Neng, apa sudah berubah pikiran? tanyanya sekali lagi. dengan sangat berat aku akhirnya hanya menganggukkan pelan.aku pasrah apa yang akan dilakukannya terhadapku. setelah kupikir-pikir daripada reputasiku hancur, lebih baik aku menuruti kemauannya. Lagipula aku termasuk type cewek yang bebas, hanya saja aku belum pernah melayani orang bertampang seram, dekil dan lusuh seperti Pak Dorman ini, juga perbedaan usiaku dengannya yang lebih pantas sebagai ayahku. Pak Dorman orangnya berumur 50-an keatas, rambutnya sudah agak beruban, namun badannya masih tegap.

Dia tersenyum penuh kemenangan. Dia lalu menyuruh rama untuk menyingkir, lalu mendekatiku yang masih duduk dengan telanjang. Dia tertegun ketika melihat payudaraku yang sudah tidak tertutup apa-apa lagi. Matanya hamper copot menikmati pemandangan indah dadaku yang putih mulus dengan ukuran yang lumayan besar untuk gadis seusiaku. Kini dengan leluasa tangannya yang kasar itu menjelajahi payudaraku yang mulus terawat dengan melakukan remasan, belaian, dan pelintiran pada putingku.

ah..pak..pelan-pelan jeritku kala tangannya makin kasar saja meremas dadaku.

maaf neng,abis tetek neng indah sekali. Belum pernah bapak lihat yang seperti ini. Mimpi apa ya aku tadi malam.he..he.. ujarnya. Wajahnya sungguh menjijikkan bagiku. Mukanya jauh dari tampang ganteng, bahkan cenderung seram, dengan bopeng disana-sini. Aku lumayan takut terhadapnya.

Tangan gempalnya kembali meremasi payudara ku, sementara tangan yang lainnya mulai mengelus-elus pahaku yang putih mulus. Aku tidak tahu harus berbuat apa, didalam hatiku terus berkecamuk antara perasaan benci dan perasaan ingin menikmatinya lebih jauh, aku hanya bisa menikmati perlakuannya dengan jantung berdebar-debar.

Kemudian dibentangkannya pahaku lebar-lebar, tangannya mulai merayap ke bagian selangkanganku. Jari-jari besar itu menyusup ke bibir vaginaku, mula-mula hanya mengusap-ngusap bagian permukaan saja lalu mulai bergerak perlahan-lahan diantara kerimbunan bulu-bulu mencari liangnya. Perasaan tidak berdaya begitu menyelubungiku, serangan-serangan itu sungguh membuatku terbuai. Kedua mataku terpejam sambil mulutku mengeluarkan desahan-desahan Eeemmhhuuhh.. jangan Pak, tolong hentikan.. eemmhh.

Sambil mengorek-ngorek liangku, pak Dorman mendekatkan mulutnya kewajahku. Pada awalnya aku menghindari dicium olehnya karena bau nafasnya tidak sedap, namun dia bergerak lebih cepat dan berhasil melumat bibirku. bibirnya yang tebal itu sekarang menempel di bibirku, aku bisa merasakan kumis pendek yang kasar menggesek sekitar bibirku juga deru nafasnya pada wajahku.

Lama-lama mulutku mulai terbuka membiarkan lidahnya masuk, dia menyapu langit-langit mulutku dan menggelikitik lidahku dengan lidahnya sehingga lidahku pun turut beradu dengannya. Kami larut dalam birahi sehingga bau mulutnya itu seolah-olah hilang, malahan kini aku lebih berani memainkan lidahku di dalam mulutnya.

Vaginaku sudah sangat banjir oleh tangannya, tapi dia tidak perduli dia tetap memainkan jarinya disana. Dikeluar-masukkan jari telunjukknya diliangku dengan penuh nafsu. Bahkan kini dipaksakannya 2 buah jarinya masuk keliangku. Kontan aku hendak menjerit,karena rasa sakit yang kurasakan, namun ditahan oleh mulutnya yang masih melumatku. Dia nampaknya sangat menikmati permainan ini, hal itu terbukti dari semangatnya yang tinggi untuk mempermainkan tubuhku.

Setelah puas berrciuman, Pak Dorman melepaskan ciumannya dan melepas ikat pinggang usangnya, lalu membuka celana berikut kolornya. Begitu celana dalamnya terlepas benda didalamnya yang sudah mengeras langsung mengacung siap memulai aksinya. Aku terkejut bukan main melihat benda itu yang begitu besar dan berurat, warnanya hitam pula. Aku ngeri melihatnya, ukurannya hamper sebesar lengan bayi, Jauh lebih besar dibandingkan dibanding milik orang-orang yang pernah ML denganku. Bisa jebol vaginaku dbenda ini,batinku.

Dengan tetap memakai bajunya, dia berlutut di samping kepalaku dan memintaku mengelusi senjatanya itu. Pertamanya aku masih ngeri dan jijik melihat benda besar itu. Aku tahu pasti bau. Tapi dia memintaku menyentuhnya sambil menggosokkan penis itu pada wajahku.Tiada pilihan lain bagiku, Akupun pelan-pelan meraih benda itu, ya ampun tanganku yang mungil tak muat menggenggamnya, sungguh fantastis ukurannya. Perlahan-lahan kukocok-kocok benda hitam itu. Kudlihat dia meringis merasakan lemmbutnya tanganku.

Kemudian kubimbing penis dalam genggamanku ke wajahku. Tercium bau yang memualkan ketika penisnya mendekati bibirku, sialnya lagi Pak Dorman malah memerintahakan untuk menjilatinya dulu sehingga bau itu makin terasa saja. Karena tidak ada pilihan lain aku terpaksa mulai menjilati penis hitam yang menjijikkan itu. uuhh.. susah sekali memasukkannya karena ukurannya yang besar. mulutku yang mungil dan merah tak mampu menampung semua penisnya, namun tak kupaksakan. Aku mulai menjilati benda itu dari kepalanya sampai buah zakarnya, semua kujilati sampai basah oleh liurku. Sekilas tercium bau yang asing dari penisnya sehingga aku harus menahan nafas .

Uaahh.. uueennakk ohhh. ceracaunya menikmati seponganku. Kukeluarkan semua teknik menyepong-ku sampai dia mendesah nikmat. Saking asiknya aku baru sadar bahwa tangannya sudah bercokol di payudaraku. Aku makin bersemangat, Selain menyepong tanganku turut aktif mengocok ataupun memijati buah pelirnya. Aku berencana membuatnya orgasme duluan agar aku cepat-cepat keluar dari ruangan ini. Tapi ternyta dia sangat kuat.

Setelah lewat 10 menitan dia melepas penisnya dari mulutku, sepertinya dia tidak mau cepat-cepat orgasme sebelum permainan yang lebih dalam. Akupun merasa lebih lega karena mulutku sudah pegal dan dapat kembali menghirup udara segar.

Hhhmmmgimana neng? udah siap dientot? kurasakan hembusan nafas Pak Usep di telingaku. Dia lalu membaringkan tubuhku diruangan yang beralaskan karpet itu. Matanya nanar menatap gundukan daging vaginaku. Kemudian kurasakan tangan kokohnya memegang kedua pergelangan kakiku lalu membentangkan pahaku lebar-lebar sampai pinggulku sedikit terangkat. Dia sudah dalam posisi siap menusuk, ditekannya kepala penisnya pada vaginaku yang sudah licin, Penisnya yang kekar itu menancap perlahan-lahan di dalam vaginaku. Aku memejamkan mata, meringis, dan merintih menahan rasa perih akibat gesekan benda itu pada milikku yang masih sempit. kemudian dipompanya penisnya sambil membentangkan pahaku lebih lebar lagi. Batang yang gemuk itu dipaksakannya masuk ke vagina sempitku sehingga aku merintih kesakitan.

Aauuuhhh! aku menjerit lebih keras dengan tubuh berkelejotan karena hentakan kerasnya pada vaginaku.Namun hal itu bukannya membuatnya iba malahan terus mejejalkan penisnya lebih dalam lagi sampai akhirnya seluruh penis itu tertancap.

Oooohhuueenak banget non! ceracaunya merasakan jepitan dinding vaginaku.
Oh, aku benar-benar telah disetubuhi olehnya, aku kesal pada diriku sendiri yang tak berdaya melawan malah terangsang. Perlahan-lahan rasa sakit berubah menhjadi nikkmat yang tiada tara. Aku ikut menggoyangkan pantatku untuk memperpanjang rasa nikmat dikepalaku.

Puas menikmati jepitan dinding vaginaku, pelan-pelan dia mulai menggenjotku, maju mundur terkadang diputar. Kurasakan semakin lama pompaannya semakin cepat sehingga aku tidak kuasa menahan desahan, sesekali aku menggigiti jariku menahan nikmat, serta menggeleng-gelengkan kepalaku ke kiri-kanan sehingga rambut panjangku pun ikut tergerai kesana kemari.

Dengan tetap menggenjot, dia melepaskan kaosnya dan melemparnya. tubuhnya begitu berisi. Hitam besar dan berkeringat. otot-ototnya membentuk dengan indah, juga otot perutnya yang seperti kotak-kotak. Kemudian dia kembali menggenjotku.

Tampangku yang sudah semrawut itu nampaknya makin membangkitkan gairahnya, buktinya dia menggenjotku dengan lebih bertenaga, bahkan disertai sodokan-sodokan keras yang membuatku makin histeris. Kemudian tangan kanannya maju menangkap payudaraku yang tergoncang-goncang. Syaraf-syaraf pada daerah sensitif di tubuhku bereaksi memberi perasaan nikmat ke seluruh tubuhku. Dia dengan bernafsu menangkap payudaraku yang begerak bebas. Genjotannya semakin kuat dan bertenaga, terkadang diselingi dengan gerakan memutar yang membuat vaginaku terasa diobok-obok.

Ahh.. aahh.. yeahh, terus tusuk pak..ah. desahku dengan mempererat pelukanku.

rama yang dari tadi hanya dia menonton nampaknya mulai terangsang juga menyaksikan tubuh mulusku dinikmati pria seperti Pak Dorman. Dia lalu mendekat kepadaku, dia juga ingin merasakan kenikmatan yang dirasakan Pak dorman, maka tangannya mulai meremas buah dadaku, putingku yang sudah tegang itu dipencetnya sesekali diplintirnya. Kemudian dilumatnya bibirku. Aku hanya bisa pasrah diserang dari 2 arah. Apalagi rama makin meningkatkan aksinya, payudaraku dilahapnya dengan rakus. Dia sangat menyukai benda itu, sehingga senang sekali berlama-lama didadaku. Dada kiri dan kananku menjadi santapannya. Aku tahu pasti dadaku semakin merah dan meninggalkan cupangan.

Oh..neng aliahnikmatse..akliceracau pak Dorman sama sepertiku.

Tusukan di vaginaku serta lumatan bibir rama di payudaraku membuatku makin gila. Kulihat atap ruangan itu mulai berputar menindih kepalaku. Aku merasakan bahwa sebentar lagi akan orgasme. hingga beberapa detik kemudian tubuhku bagaikan kesetrum dan mengucurlah cairan dari vaginaku dengan deras sampai membasahi pahaku.

Ahh..ohhPak ! desahku sambil menggeliat-geliat menikmati keindahan dunia ini. Aku merintih panjang sampai tubuhku melemas kembali, nafasku masih kacau setelah mencapai orgasme. Aku mengira dia juga akan segera memuntahkan maninya, ternyata perkiraanku salah, dia masih dengan ganas menyetubuhiku tanpa memberi waktu istirahat. Kemudian dia membalikkan tubuhku dengan posisi doggy stly. Rama melepaskan dadaku sebentar untuk memudahkanku membalikkan tubuh.

Tanganku bertumpu menahan berat tubuhku. Walau masih lemas namun kupaksakan untuk bertahan. Aku hanya pasrah saja atas apa yang akan diperbuatnya terhadapku. Kemudian dia menyelipkan penisnya di antara selangkanganku lewat belakang. Aku mendesis nikmat saat penis itu pelan-pelan memasuki vaginaku yang sudah becek oleh lendirku.

Ooohhh. enak banget si neng ini! celotehnya. Pak Dorman menggenjotku dengan penuh semangat. Aku yang masih lemas merasakan sakit divaginaku karena baru orgasme. Keringat sudah membasahi tubuh kami. Erangannya dan jeritan kesakitan dariku mewarnai percabulan ini. Permainan dia sungguh menyiksaku, dia memulainya dengan genjotan-genjotan pelan, tapi lama-kelamaan sodokannya terasa makin keras dan kasar sampai tubuhku berguncang dengan hebatnya. Dadaku terayun-ayun kedepan dan kebelakang. Hal itu tidak disia-siakannya, dia kembali meremas dadaku yang makin besar. Bukan hanya itu saja,tangannya kini dengan leluasa berpindah-pindah dari pinggang, meremas pantat dan meremas payudaraku yang menggelantung berat ke bawah. Kini Pak dorman bahkan lebih memperhebat serangannya.

Tak berapa lam kemudian aku mulai mendesah nikmat.

oh..oh Pakteruspuaskan. aku.. Kembali aku mendesah karena rasa nikmat mulai menjalar keseluruh tubuhku. Rasa sakitku hilang digantikan semangat untuk menikmati lebih dan lebih lagi.

Pada saat itu tanpa terasa, Rama telah duduk mengangkang di depanku. Ia menyodorkan batang penisnya ke dalam mulutku, aku menolaknya karena aku masih marah kepadanya karena tidak bertanggung jawab. Tapi dia mau dipuaskan maka tangannya meraih kepalaku dan dengan setengah memaksa ia menjejalkan batang kejantanannya itu ke dalam mulutku yang terbuka karena aku mendesah. Dengan kasar dimaju-mundurkannya penisnya bibir merahku.

Kini aku kembali melayani dua orang sekaligus. Pak Dorman yang sedang menyetubuhiku dari belakang nan Ramayang sedang memaksaku melakukan oral seks terhadap dirinya. Pak Dorman kadang-kadang malah menyorongkan kepalanya ke depan untuk menikmati payudaraku. Aku mengerang pelan setiap kali ia menghisap puting susuku. Dengan dua orang yang mengeroyokku aku sungguh kewalahan hingga tidak bisa berbuat apa-apa. Malahan aku merasa sangat terangsang dengan posisi seperti ini. Maka dengan bernafsu kuhisap penis Rama. kusedot-sedot benda itu sambil ku keluar masukkan dimulutku.

Aliahoh, dia mulai melenguh lemah menikmati oralku. Dia meremas-remas rambutku menahan kenikmatan yang kuberikan. Kukeluarkan teknik mengoralku sehingga dia makin belingsatan saja. Remasan dirambutku makin kuat saja.

eennnggghhh.mmmhhhhanya itu yang keluar dari mulutku yang tertahan penis rama.

Mereka menyetubuhiku dari dua arah, yang satu akan menyebabkan penis pada tubuh mereka yang berada di arah lainnya semakin menghunjam. Kadang-kadang aku hampir tersedak. Pak dorman terus memacu menggebu-gebu. Laki-laki itu sibuk memacu sambil meremasi payudaraku yang menggelantung berat ke bawah.

sebentar lagisebentar lagi..desah Pak Dorman, meyatakan bahwa sebentar lagi dia akan orgasme. Maka dipercepat sodokannya, remasannya didadaku jga makin keras, sehingg aku mengaduh kesakitan. Aku lalu merasakan cairan hangat menyembur di dalam vaginaku, banyak sekali spermanya menyemprotkan diliangku sehingga menetes keluar mengalir dipahaku. Untung saat itu bukan masa suburku. Kalo ga bisa bahaya. Dia pun terkulai lemas diatas punggungku dengan penis masih tertancap. Perlhan-lahan penisnya mengecil. Pak Dorman lalu terbaring lemas disebelahku.

rama masih memaju mundurka penisnya semakin ganas. Dan pada saat hampir bersamaan Rama juga mengerang keras. Batang kejantanannya yang masih berada di dalam mulutku bergerak liar dan menyemprotkan air maninya yang kental dan hangat. Cairan kental yang hangat itu akhirnya tertelan olehku. Banyak sekali. Bahkan sampai meluap keluar membasahi daerah sekitar bibirku sampai meleleh ke leher. Aku tak bisa berbuat apa-apa, selain dengan cepat mencoba menelan semua yang ada supaya tidak terlalu terasa di dalam mulutku.

Cerita Dewasa | desahan anak Kos

Cerita ini terjadi ketika aku masih kelas 1 SMA. Pada waktu itu aku kos di daerah tempat aku sekolah. Tempat kosku berada tidak jauh dari sekolahanku. Namaku Dodo, tinggi 167 cm, berat 58 kg, dan aku mempunyai wajah yang boleh dibilang lumayan tampan (menurut temen-temenku).


Cerita ini merupakan pengalaman pertamaku melakukan hubungan seksual. Cewek yang pertama kali merasakan penis ku adalah teman kos ku sendiri. Namanya Nita, tinggi kurang lebih 155 cm, dan mempunyai wajah yang cantik. Dan didukung dengan bodi yang bisa bikin cowok merangsang ketika melihatnya.

Nita adalah cewek yang baik dan ramah pada setiap orang. Aku menganggap Nita sudah kayak saudara sendiri. Karena aku memang anak tunggal, jadi aku ingin mempunyai seorang saudara. Dan menurut ku Nita bisa jadi kakak yang baik buat aku. Usia ku selisih 5 tahun dengan usia Nita, aku kelas 1 SMA dan Nita sudah mahasiswi semester 7.

Pada malam itu aku baru datang dari pulang kampung karena pada saat itu lagi liburan sekolah. Sampai di kos-kosan aku lihat masih sepi karena teman-teman belum pada kembali ke kos-kosan. Aku merasa capek setelah melakukan perjalanan selama 2 jam dari rumah menuju kos-kosan. Aku segera istirahat sambil tiduran dikamar. Tapi aku tidak bisa beristirahat dengan nyaman, karena telah terjadi peperangan adu tembak didalam perut ku. Rasa lapar tidak bisa ditahan lagi sehingga aku keluar dan membeli makanan.

Setelah aku kembali, peperangan didalam perut ku yang tadi begitu heboh, ternyata sudah melakukan perdamaian. Saat aku membuka pintu kamar, aku dikagetkan dengan suara yang datangnya dari arah belakangku.

"Baru datang ya Do...?"

Suara itu sudah tidak asing lagi di telingaku. Tidak salah lagi itu adalah suara Nita.

"Ehh...mbak Nita. Iya mbak aku baru datang tadi"
aku menjawab pertanyaan Nita sambil melempar senyum kepadanya.

"Kamu bisa nganterin mbak sebentar nggak Do?"
"Nganterin kemana mbak?"
aku bertanya kepada Nita.
"mbak mau ngambil buku dirumah teman"
"aduh...gimana ya?" aku berkata sambil garuk-garuk kepala mengekspresikan kebingungan. Lalu dengan kelihatan sedikit kesal Nita berkata
"ya udah dehh...mbak pergi sendiri saja kalau kama nggak bisa"
"Jangan...!!!! Ini kan sudah malam mbak. Aku bukannya tidak mau, tapi aku capek banget"
Lalu Nita tersenyum dan berkata
"ouw gitu? Tenang saja Do, entar mbak pijatin dehh!!! Lagian rumah teman mbak deket kok dari sini"
"ya udah deh, kalau gitu aku ambil kunci motor sebentar ya!" aku berkata sambil berjalan menuju ke kamar untuk mengambil kunci motor ku.

"Thanks ya Do..." Nita berkata dengan wajah gembiranya.

Setelah aku keluar dari kamar, aku segara menghidupkan motor dan mengantar mbak Nita. Ternyata tidak lama kemudian sudah sampai didepan rumah teman mbak Nita.

"kamu nggak ikut masuk Do?"
"nggak usah deh aku tunggu disini saja"
Tidak lama kemudian Nita keluar dari rumah temannya dan langsung mengajakku balik.

Setelah sampai di kos-kosan, aku langsung masuk ke kamar. Tidak lama kemudian ada yang mengetok pintu kamar ku.
"Do...udah tidur apa belum" suara Nita dibalik pintu.
"masuk saja mbak! Nggak dikunci kok" aku menyuruh Nita masuk dengan masih tiduran. Aku kaget melihat Nita memakai tank top dan rok mini masuk kedalam kamarku.
"ada apa mbak?" aku bertanya kepada Nita.
"kamu kan tadi bilang, kalau kamu lagi capek. Gimana kalau mbak pijatin kamu"
"Boleh..." aku menjawab sambil membalikkan badan ku yang tadi terlentang menjadi tengkurap.
"Lapasin dong baju kamu, kan biar lebih enak mijatnya"aku langsung bangun dan melepas bajuku terus kembali tengkurap. Setelah sekian lama memijat Nita bertanya
"enak nggak pijatan mbak?"
"hemmm...." aku hanya bergumam tanpa menjawab

"ehh...jangan mau enak sendiri dong!! Gantian dong!" Nita berkata sambil menghentikan pijatannya.
"ya dehh..." aku berkata dan langsung bangun.

Tanpa aku suruh, Nita langsung tengkurap disebelah ku. Kemudian aku mengambil baby oil dan menuangkannya sedikit di telapak tanganku. Aku mulai memijat dari kaki Nita. Semakin lama semakin naik hingga ke pahanya. Selama itu pula suasana dikamar ku jadi hening, karena diantara kita nggak ada yang bicara. Setelah lama aku memijat daerah paha Nita. Aku mendengar Nita mendesis pelan. Sangat pelan, tapi masih bisa aku dengar karena pada saat itu sausana begitu hening.

"ehhmmmm....sshhhh...."

Mendengarkan Nita mendesis, tiba-tiba ada perasaan aneh muncul di otak ku dan menjalar keseluruh tubuh ku hingga terkumpul menjadi satu di selangkangan ku. Tiba-tiba penis ku yg tadinya lemas, langsung tegang. Aku semakin semangat memijat Nita. Lama-lama pijatan ku berubah menjadi rabaan lembut pada paha Nita. Nita yang tadi tidak bergerak, sekarang mulai menggeliat kayak cacing kepanasan. Kemudian perlahan Nita membuka pahanya guna memberi ruang untuk kedua tangan ku meraba bagian dalam pahanya.

Posisi ku sekarang sudah berubah. Sekarang aku duduk diantara kedua kaki Nita yang terkekang. Karena Nita pakek rok mini yang begitu pendek, mau tidak mau, suka tidak suka aku dengan jelas bisa melihat celana dalam Nita yang berwarna putih. Tampak jelas disitu ada gundukan yang membuat penis ku semakin ingin melompat dan menusuknya. Semakin aku menaikan kedua tangan ku, Nita semakin menggelinjang kegelian. Entah dia sadar apa tidak dia berkata lirih
"Do...kalau rok ku mengganggu, lepasin aja..."
Tanpa berpikir dua kali aku langsung melepaskan roknya, dia membantu dengan mengangkat tubuhnya. Kemudian aku menarik roknya kebawah sampai terlepas. Aku terdiam sesaat waktu melihat patatnya yang begitu bulat mengembang. Hati semakin dag dig dug tak menentu menyaksikan pemandangan yg begitu indah.

"kok diem sihh Do...?? Terusin dong...!!!" kata Nita mengiba.

Lamunan ku langsung buyar. Tanpa menjawab pertanyaan Nita, aku kemudian meneruskan tugas ku. Semakin lama perasaan ku jadi tambah tak menentu dan penis ku semakin keras. Semakin lama aku memandangi patat bulat milik Nia, aku semakin gemas dibuatnya. Tanpa aku sadari tangan ku meremas dengan keras pantat Nita.

"aawwhhh....pelan-pelan dong! Kan sakit..."

Tanpa menghiraukan kata-kata Nita aku terus menerus meremas patat Nita. Aku melihat celana dalam Nita telah basah oleh cairan yang keluar dari vaginanya. Yang menandakan kalau Nita sudah terbuai dalam rangsangan. Kemudian tangan kanan ku turun dan meraba vagina Nita yang masih tertutup celana dalam.

"Ohhh....sshttt.....aahhhhhh" Nita mendesah pelan.

Tubuh Nita menggelinjang semakin tidak terkontrol dan semakin banyak cairan yang keluar dari vaginanya. Kemudian Nita membalikan badannya, sekarang dia terlentang kemudian aku melepas celana dalam Nita yang telah basah. Setelah celana dalamnya lepas aku menurunkan kepala ku hingga berada diantara selangkangan Nita. Aku mulai menjilati paha mulus milik Nita dan menyupangi beberapa kali hingga meninggalkan bekas merah pada paha Nita. Semakin lama jilatan ku naik ke pangkal paha dan menjilati daerah pangkal paha Nita. Aroma khas memek tercium begitu menyengat di hidung ku. Aku meneruskan jilatan ku pada memek Nita. Desahan dan erangan Nita samakin tak bisa di tahan. Wajahnya yang cantik telah basah oleh peluh-peluh yang keluar karena sang pemilik lagi menahan siksaan kenikmatan yang luar biasa.

Kedua tanganku mulai mengangkat tank top dan BH Nita. Kemudian meremas-remas payudara dan ibu jari ku menggesek-gesek serta menekan putingnya. Kadang mencubit dan memilinnya, membuat sang pemilik semakin tak kuasa menahan kenikmatan. Mulut Nita semakin meracau-racau tak jelas.
"Ahhh....uuuhhh...ohhh...."
"aduhh....akh...ggeeell....lliii....!!!!"
Nita menggelinjang kayak cacing kepanasan.
Mulut semakin kuat menghisap vagina Nita. Lidahku semakin liar menari-nari dan menyentil-nyentil klitorisnya. Kadang aku menggigit lembut klitoris Nita yang membuat Nita semakin tak kuasa menahan nikmat dan cairan vaginanya semakin banjir. Kemudian aku menjulurkan lidahku semakin panjang dan memasukannya kedalam liang vagina Nita.

"Uhh...achh....amm....puunnn.....Dooo....!!! Hisss....ssaaap terus Do...!!!" Nita tak henti-hentinya mengerang.

Aku memasukan jari tengah ke dalam liang vaginanya hingga aku menemukan g-spotnya. Aku menekan dan menggesek terus daerah tersebut sambil mulut ku menghisap klitorisnya semakin lama semakin keras. Hingga aku dapat membobol pertahanan Nita.

"Ahhh....akkhh...teee....rrruss diisss...tuuu"
Aku semakin keras menghisap klitoris Nita.
"Oohhhh.....sssse....dikkk....kittt lagggii akkkuuu....achhh....ouwhhh......ahhhhhhhhhh........!!!!"
Nita tidak dapat lagi meneruskan kata-katanya serta mengeluarkan erangan panjang yg tertahan karena dilanda orgasme yang begitu hebat. Dan tubuhnya mengejang hebat, pahanya menjepit kepala ku, tangannya menekan kepala ku semakin dalam di selangkangannya. Pinggulnya terangkat dan menyentak-nyentak tanpa bisa dia kendalikan. Ketika itu vaginanya juga mengeluarkan cairan putih lengket.
ccrrrettt....ccrrrettt....ccrrrettt.... Cairan itu meleleh dan langsung aku hisap dan aku jilat sampai habis. Kemudian Nita terkulai lemas bagai tidak punya tulang.

Aku bangun dan melepas semua pakaian hingga aku telanjang bulat. Kemudian aku melepas tank top dan BH Nita yang telah tersingkap ke atas. Kami berdua telah bugil tanpa ada sehelai benang pun yang menutupi tubuh kami. Aku segera menggagahi tubuh bugil Nita yang begitu menggairahkan untuk disetubuhi. Aku mencium bibir Nita yang merekah indah. Aku lumat bibirnya. Kita saling memainkan lidah, saling membelit dan menghisap. Aku menurunkan ciuman ku ke leher jenjangnya. Menelusuri senti demi senti leher Nita dan turun lagi hingga sampai pada payudara. Aku menciumi dan menjilat payudaranya, hingga lidah ku sampai pada puncaknya yaitu putingnya. Aku mengulum putingnya serta menghisap seperti bayi yang menyusu. Hingga membuat libido Nita memuncak lagi.

"Please.....fuck....me" Nita mengiba karena sudah tak kuasa menahan serangan dariku. Sementara aku masih menyusu pada payudaranya.
"Do....jangan siksa aku seperti ini!!! Masukan aku sudah tidak tahan....!!!"

Aku memegang penis ku yang telah ereksi sempurna dan mengarahkannya ke liang vagina Nita. Aku mulai menggesek-gesekan kepala penis ku ke bibir vagina Nita hingga membuat dia mendesis kayak orang kepedasan. Aku mulai menekan masuk sedikit demi sedikit namun gagal, karen vagina Nita sangat sempit. Aku menekannya lagi lebih keras hingga kepala penis ku sekarang sudah masuk. Nita memejamkan matanya sambil meringis kesakitan karena penis ku yang berukuran diameter 4 cm dan panjang 18 cm memaksa masuk liang vaginanya yang sempit. Aku tekan lagi hingga kepala penis ku merasakan ada sesuatu yang menghalanginya masuk lebih dalam. Akal sehat ku sudah hilang sehingga yang ada di otak ku hanyalah perasaan ingin cepat-cepat menyelesaikan semua ini.

Aku sudah tidak sabar lagi. Kemudian aku menarik penis ku keluar sedikit dan menekannya lagi dengan sekali hentakan yang kuat sekali maka lenyaplah sudah seluruh batang penis ku ditelan oleh vagina Nita.

"Aaaa.....saaaakk....kitttt. Pellann....pellaaann...." Nita menjerit keras karena selaput daranya sobek. Aku melihat Nita meneteskan air matanya. Aku jadi iba melihatnya sehingga aku membiarkan penis ku sebentar agar vagina Nita bisa beradaptasi dengan penis ku. Sambil aku mengulum lagi putingnya biar rasa sakitnya sedikit berkurang. Setelah Nita berhenti meringis kesakitan, aku mulai memompa penis ku meskipun dengan pelan-pelan. Nita mulai mendesah lagi merasakan kenikmatan yang luar biasa. Semakin lama aku semakin menaikan tempo penis ku hingga membuat vagina Nita menjadi gagat dengan sejuta rasa kenikmatan.

"Ohhh....ahh....enak bangettsss" mulut ku mulai mendesah merasakan jepitan vagina Nita yang begitu sempit. Begitu pula Nita juga mulai menggoyangkan pinggulnya mengimbangi penis ku yang semakin cepat menggenjot vaginanya.

"Sayang....lebih keras lagi....!!! Aku...sudah hampir...." Nita tidak dapat meneruskan kata-katanya karena aku menggenjotnya dengan lebih cepat lagi. Nita menggeleng-gelengkan kepalanya tak kuasa menahan nikmat. Tangannya mencengkram lengan ku.
Clekk....clek....clokk....clok.... Suara perpaduan antara kedua alat kelamin kami.

"Ahhhh.....akuu......sammpai.....ahhhhhh.........." Nita mengerang panjang sambil tubuhnya meliuk-liuk menandakan dia orgasme untuk yang kedua kali. Tubuhnya mengejang dan otot-otot vaginanya berkontraksi. Vaginanya menghisap penis ku dengan sangat kuat. Dan penis ku terasa disembur cairan hangat yang keluar dari dalam vagina Nita. Hingga membuat pertahanan ku jebol karena tak kuasa menahan rasa geli dan nikmat pada penis ku.

"Ahhhhhh...................."
Aku mengerang keras ketika penis ku berkedut terus aku menghentakkan penis ku lebih dalam lagi serta mengeluarkan lahar panas sperma ku. Kemudian aku terjatuh di samping Nita yang telah lemas tak berdaya. Aku melihat cairan sperma ku meleleh keluar dari vagina Nita disertai dengan darah perawan Nita. Sebenarnya aku merasa menyesal telah merenggut keprawanan Nita. Sejuta rasa bersalah membayangi pikiranku. Akhirnya aku dan Nita tertidur sampai pagi.

Setelah peristiwa itu, kami selalu melakukannya kalau ada kesempatan. Atau jika salah satu dari kami ada yang menginginkannya akan kami lakukan, entah itu di kos-kosan atau pun di hotel. Kita selalu berusaha saling memberi dan melayani dengan baik.

 

Subscribe to Download Only

Contact our Support

twitter : http://twitter.com/sweetittil

Our Team Memebers